Monday 2 January 2017

PENGERTIAN BENCHMARKING

BENCHMARKING (PATOK DUGA) DALAM MANAJEMEN INDUSTRI
Apa itu BENCHMARKING? BENCHMARKING ATAU PATOK DUGA?
Pengertian Benchmarking
Benchmarking = patok duga
1.      Maksudnya: sebuah perusahaan akanmematok perusahaan lain yang dianggap sebagai saingan terberat, lalu dibandingkan, danmenduga perusahaan mereka berada pada posisi setinggi apa.
2.      Benchmarking muncul awal 1980 dan baru populer  tahun 1990 sebagai alat untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
Pengertian Benchmarking
Gregory H Watson: pencarian secara berkesinambungan dan penerapan secara nyata praktek-praktek yang lebih baik yang mengarah pada kinerja kompetitif yang unggul.
Robert Camp: proses pengukuran yang kontinyu menyangkut produk, jasa dan praktek-praktek terhadap kompetitor terbaik.
David Kerans: suatu proses pengukuran terusmenerus atas produk, jasa dan tata cara kita terhadap pesaing kita yang terkuat atau terbaik.
IBM: suatu proses terus-menerus untuk menganalisis tata cara terbaik di dunia dengan  maksud menciptakan dan mencapai sasaran dan tujuan dengan prestasi kelas dunia.
Teddy Pawitra: proses belajar yang berlangsung secara sistematik dan terus-menerus pada setiap  bagian perusahaan yang dibandingkan dengan perusahaan lain yang unggul/ terbaik.
Geotsch & Davis: proses pembandingan dan pengukuran operasi atau proses internal organisasi  terhadap mereka yang terbaik dalam kelasnya, baik dari dalam maupun luar industri.
Benchmarking merupakan pekerjaan yang sangat berat, secara fisik, mental & material.  
a.      Berat secara fisik karena dibutuhkan kesiapan SDM dan teknologi yang matang untuk melakukan benchmarking secara akurat.
b.      Berat secara mental karena harus bersiap diri bila dibandingkan dengan pesaing ternyata menemukan kesenjangan yang cukup tinggi.
c.       Berat secara material karena memerlukan dana/ biaya yang besar.

Pengertian Benchmarking?
Pengertian yang salah:
  Hubungan bersifat parasitisme.
  Sesuatu yang ilegal.
  Tidak bermoral.
  Tidak etis.
  Penjiplakan.
  Spionase industri.
Pengertian yang benar:
  Hubungan bersifat menguntungkan. 
  Kesepakatan dua perusahaan untuk membagi
informasi mengenai proses atau operasinya.  
  Keduanya bebas untuk tidak memberikan informasi
yang dianggap rahasia.
Tujuan Utama Benchmarking
Menentukan KUNCI RAHASISA SUKSES dari perusahaan pesaing yang paling unggul, kemudian mengadaptasi & memperbaikinya secara lebih baik untuk diterapkan, yang pada akhirnya akan mengungguli pesaing yang dipatok duga.
4 Jenis Benchmarking
1.      Internal benchmarking Dilakukan dalam lingkungan perusahaan sendiri. 
2.      Competitive benchmarking Memposisikan produk perusahaan dengan produk pesaing.
3.      Functional benchmarking Membandingkan fungsi/ proses tertentu dengan pesaing di berbagai industri.
4.      Generic benchmarking Perbandingan pada proses bisnis fundamental yang cenderung sama di setiap industri (meniru/ menjiplak).
8 Syarat Benchmarking
1.  Kemauan & komitmen.
2.  Keterkaitan tujuan strategik.
3.  Tujuan untuk menjadi yang terbaik, bukan hanya
untuk perbaikan.
4.  Keterbukaan terhadap ide/ gagasan.
5.  Pemahaman terhadap proses, produk & jasa yang ada
6.  Proses yang terdokumentasi.
7.  Keterampilan analisis proses.
8.  Keterampilan riset, komunikasi & pembentukan tim.
Perencanaan
1.  Mengidentifikasi fungsi/ proses yang akan dipatok duga.
2.  Mencari perusahaan atau pesaing yang sukses.
3.  Menentukan jenis data dan metode pengumpulan data. 
 Analisis
1.  Menganalisis proses dan membandingkan data.
2.  Proyeksikan tingkat kinerja yang ingin dicapai.
Integrasi
1.  Menentukan sasaran fungsional. 
2.  Mengkomunikasikan temuan-temuan patok duga.
3.  Mengembangkan rencana-rencana tindakan.  
Implementasi
1.  Menetapkan tindakan spesifik dan memantau kemajuan.
2.  Rekalibrasi patok duga.
  Fase kematangan
1.  Mencapai posisi pemimpin.
2.  Dipraktekkan secara penuh & terintegrasi di semua proses.
Peranan Manajemen dalam Benchmarking
1.  Manajemen harus memiliki komitmen yang tinggi terhadap perubahan proses.
2.  Manajemen harus menyediakan dana yang dibutuhkan.
3.  Manajemen harus mengalokasikan SDM yang tepat, terampil dan profesioanl.
4.  Manajemen menyiapkan & menentukan informasi yang dapat diberikan kepada mitra Benchmarking.
5.  Manajemen puncak harus terlibat langsung dalam setiap kegiatan benchmarking.
8 Hambatan dalam Benchmarking
1.  Fokus hanya internal.
2.  Tujuan terlalu luas.
3.  Jadwal yang tidak realistis.
4.  Komposisi tim yang kurang tepat.
5.  Kesalahan memilih mitra (bukan terbaik).
6.  Penekanan yang tidak tepat.
7.  Kekurangpekaan terhadap mitra.
8.  Dukungan manajemen puncak terbatas.

TERIMAKASIH