BENCHMARKING (PATOK DUGA) DALAM MANAJEMEN INDUSTRI
Apa itu BENCHMARKING? BENCHMARKING ATAU PATOK
DUGA?
Pengertian Benchmarking
1. Maksudnya:
sebuah perusahaan akan‘mematok perusahaan lain
yang dianggap sebagai saingan terberat, lalu dibandingkan, dan‘menduga
perusahaan mereka berada pada posisi setinggi apa.
2. Benchmarking muncul
awal 1980 dan baru populer tahun 1990
sebagai alat untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
Pengertian Benchmarking
Gregory H Watson: pencarian secara berkesinambungan
dan penerapan secara nyata praktek-praktek yang lebih baik yang mengarah pada kinerja
kompetitif yang unggul.
Robert Camp: proses pengukuran yang
kontinyu menyangkut produk, jasa dan praktek-praktek terhadap kompetitor
terbaik.
David Kerans: suatu proses pengukuran
terusmenerus atas produk, jasa dan tata cara kita terhadap pesaing kita
yang terkuat atau terbaik.
IBM: suatu proses terus-menerus untuk
menganalisis tata cara terbaik di dunia dengan maksud menciptakan dan mencapai sasaran dan tujuan
dengan prestasi kelas dunia.
Teddy Pawitra: proses belajar yang
berlangsung secara sistematik dan terus-menerus pada setiap bagian perusahaan yang dibandingkan dengan perusahaan
lain yang unggul/ terbaik.
Geotsch & Davis: proses pembandingan
dan pengukuran operasi atau proses internal organisasi terhadap mereka yang terbaik dalam
kelasnya, baik dari dalam maupun luar industri.
Benchmarking merupakan pekerjaan yang sangat
berat, secara fisik, mental & material.
a. Berat secara
fisik karena dibutuhkan kesiapan SDM dan teknologi yang matang untuk
melakukan benchmarking secara akurat.
b. Berat
secara mental karena harus bersiap diri bila dibandingkan dengan pesaing
ternyata menemukan kesenjangan yang cukup tinggi.
c. Berat
secara material karena memerlukan dana/ biaya yang besar.
Pengertian yang salah:
Hubungan bersifat parasitisme.
Sesuatu yang ilegal.
Tidak bermoral.
Tidak etis.
Penjiplakan.
Spionase industri.
Pengertian yang benar:
Hubungan bersifat menguntungkan.
Kesepakatan dua perusahaan untuk membagi
informasi
mengenai proses atau operasinya.
Keduanya bebas untuk tidak memberikan informasi
yang
dianggap rahasia.
Tujuan Utama Benchmarking
Menentukan KUNCI RAHASISA SUKSES dari perusahaan
pesaing yang paling unggul, kemudian mengadaptasi & memperbaikinya secara
lebih baik untuk diterapkan, yang pada akhirnya akan mengungguli pesaing
yang dipatok duga.
4 Jenis Benchmarking
1.
Internal benchmarking Dilakukan
dalam lingkungan perusahaan sendiri.
2. Competitive
benchmarking Memposisikan produk perusahaan dengan produk pesaing.
3. Functional
benchmarking Membandingkan fungsi/ proses tertentu dengan pesaing
di berbagai industri.
4. Generic
benchmarking Perbandingan pada proses bisnis fundamental yang cenderung
sama di setiap industri (meniru/ menjiplak).
8 Syarat Benchmarking
1.
Kemauan & komitmen.
2.
Keterkaitan tujuan strategik.
3.
Tujuan untuk menjadi yang terbaik, bukan hanya
untuk
perbaikan.
4.
Keterbukaan terhadap ide/ gagasan.
5.
Pemahaman terhadap proses, produk & jasa yang ada
6.
Proses yang terdokumentasi.
7.
Keterampilan analisis proses.
8.
Keterampilan riset, komunikasi & pembentukan tim.
Perencanaan
1.
Mengidentifikasi fungsi/ proses yang akan dipatok duga.
2.
Mencari perusahaan atau pesaing yang sukses.
3.
Menentukan jenis data dan metode pengumpulan data.
Analisis
1.
Menganalisis proses dan membandingkan data.
2.
Proyeksikan tingkat kinerja yang ingin dicapai.
Integrasi
1.
Menentukan sasaran fungsional.
2.
Mengkomunikasikan temuan-temuan patok duga.
3.
Mengembangkan rencana-rencana tindakan.
Implementasi
1.
Menetapkan tindakan spesifik dan memantau kemajuan.
2.
Rekalibrasi patok duga.
Fase kematangan
1.
Mencapai posisi pemimpin.
2.
Dipraktekkan secara penuh & terintegrasi di semua proses.
Peranan Manajemen dalam Benchmarking
1. Manajemen harus memiliki komitmen yang
tinggi terhadap perubahan proses.
2. Manajemen harus menyediakan dana yang dibutuhkan.
3. Manajemen harus mengalokasikan SDM yang
tepat, terampil dan profesioanl.
4. Manajemen menyiapkan & menentukan informasi
yang dapat diberikan kepada mitra Benchmarking.
5. Manajemen puncak harus terlibat langsung dalam
setiap kegiatan benchmarking.
8 Hambatan dalam Benchmarking
1. Fokus hanya internal.
3. Jadwal yang tidak realistis.
4. Komposisi tim yang kurang tepat.
5. Kesalahan memilih mitra (bukan terbaik).
6. Penekanan yang tidak tepat.
7. Kekurangpekaan terhadap mitra.
8. Dukungan manajemen puncak terbatas.
TERIMAKASIH