Wednesday 9 October 2013

MAKALAH BAMBU DAN MANFAAT BAMBU SEBAGAI HASIL HUTAN NON-KAYU



I. PENDAHULUAN
Bambu merupakan kelompok hasil hutan bukan kayu (HHBK) yang potensial dapat mensubstitusi penggunaan kayu. Keberhasilan bambu mensubstitusi kayu untuk bahan baku industri berbasis bahan baku kayu dapat dilihat dari beberapa produk yang beredar di pasaran seperti sumpit (chopstick), tusuk gigi (toothstick), particleboard, playbamboo dan gagang korek api.
Lebih 1.000 species bambu dalam 80 genera, sekitar 200 species dari 20 genera ditemukan di Asia Tenggara (Dransfield dan Widjaja, 1995), sedangkan di Indonesia ditemukan sekitar 60 jenis. Tanaman bambu Indonesia ditemukan di dataran rendah sampai pegunungan dengan ketinggian sekitar 300 m dpl. Pada umumnya ditemukan ditempat-tempat terbuka dan daerahnya bebas dari genangan air.
Tanaman bambu hidup merumpun, kadang-kadang ditemui berbaris membentuk suatu garis pembatas dari suatu wilayah desa yang identik dengan batas desa di Jawa. Penduduk desa sering menanam bambu disekitar rumahnya untuk berbagai keperluan. Bermacam-macam jenis bambu bercampur ditanam di pekarangan rumah. Pada umumnya yang sering digunakan oleh masyarakat di Indonesia adalah bambu tali, bambu petung, bambu andong dan bambu hitam.
Seperti halnya tebu, bambu mempunyai ruas dan buku. Pada setiap ruas tumbuh cabang-cabang yang berukuran jauh lebih kecil dibandingkan dengan buluhnya sendiri. Pada ruas-ruas ini pula tumbuh akar-akar sehingga pada bambu dimungkinkan untuk memperbanyak tanaman dari potongan-potongan setiap ruasnya, disamping tunas-tunas rimpangnya.
Dalam penggunaannya di masyarakat, bahan bambu kadang-kadang menemui beberapa keterbatasan. Sebagai bahan bangunan, faktor yang sangat mempengaruhi bahan bambu adalah sifat fisik bambu yang membuatnya sukar dikerjakan secara mekanis, variasi dimensi dan ketidakseragaman panjang ruasnya serta ketidakawetan bahan bambu tersebut menjadikan bambu tidak dipilih sebagai bahan komponen rumah. Sering ditemui barang-barang yang berasal dari bambu yang dikuliti khususnya dalam keadaan basah mudah diserang oleh jamur biru dan bulukan sedangkan bambu bulat utuh dalam keadaan kering dapat diserang oleh serangga bubuk kering dan rayap kayu kering (Alrasjid, 1983).
II. PEMANFAATAN BAMBU
A. Pemanfaatan Tanaman Bambu
1. Akar
Akar Akar tanaman bambu dapar berfungsi sebagai penahan erosi guna mencegah bahaya kebanjiran. Akar bambu juga dapat berperan dalam menanganai limbah beracun akibat keracunan merkuri. Bagian tanaman ini menyaring air yang terkena limbah tersebut melalui serabut-serabut akarnya
2. Batang
Batang bambu baik yang masih muda maupun yang sudah tua dapat digunakan untuk berbagai macam keperluan, namun demikian tidak semua jenis bambu dapat dimanfaatkan. Secara geris besar pemanfaatan batang bambu dapat diglongkan kedalam dua hal yaitu:
1. Berdasarkan bentuk bahan baku, yaitu
a. Bambu yang masih dalam keadaan bulat, umumnya digunakan untuk tiang pada bangunan rumah sederhana.
b. Bambu yang sudah dibelah, umumnya digunakan untuk dinding rumah, rangka atap (yang terbuat dari ijuk atau rumbia), simpit, kerajinan tangan dan lain sebagainya.
c. Gabungan bambu bulat dan sudah dibelah serta serat bambu, umumnya digunakan untuk aneka kerajinan tangan, misalnya keranjang, kursi, meja, dan lain-lain.
2. Berdasarkan penggunaan akhir yaitu untuk konstruksi dan non konstruksi
3. Daun
Daun bambu dapat digunakan sebagai alat pembungkus, misalnya makanan kecil seperti uli dan wajik. Selain itu didalam pengobatan tradisional daun bambu dapat dimanfaatkan untuk mengobati deman panas pada anak-anak. Hal ini disebabkan karena daun bambu mengandung zat yang bersifat mendinginkan.
4. Rebung
Rebung, tunas bambu atau disebut juga trubus bambu merupakan kuncup bambu muda yang muncul dari dalam tanah yang berasal dari akar rhizom maupun buku-bukunya. Rebung merupakan anakan dari bambu, rebung yang masih bisa kita konsumsi sebagai sayur berumur kerkisar 1-5 bulan. Rebung dapat difanfaatkan sebagai bahan pangan yang tergolong kedalam jenis sayur-sayuran. Tidak semua jenis bambu dapat dimanfaatkan rebungnya untuk bahan pangan, karena rasanya yang pahit. Menurut beberapa pengusaha rebung bambu yang rebungnya enak dimakan diantaranya adalah bambu betung
B. Manfaat Bambu Secara Ekologi
            Tanaman bambu mempunyai sistem perakaran serabut dengan akar rimpang yang sangat kuat. Karakteristik perakaran bambu memungkinkan tanaman ini menjaga sistem hidrologis sebagai pengikat tanah dan air, sehingga dapat digunakan sebagai tanaman konservasi.
            Kerusakan sumber daya alam di Indonesia telah melampaui ambang batas kerusakan dan cenderung untuk menuju kepada kemusnahan fatal apabila tidak ada usaha penanggulangannya yang berarti. Kawasan hutan seluas 122 juta ha tinggal separuhnya akibat pembalakan liar, yang sampai saat kini belum ada penanganannya secara tuntas. Akibatnya kita dapat merasakan sendiri malapetaka bagi seluruh lapisan masyarakat seperti terjadinya banjir, longsor, sendimentasi, pendangkalan sungai serta muaranya pada musim hujan serta kekurangan air.
            Environment Bamboo Foundation mendapat laporan dari banyak negara bahwa debit air meningkat setelah beberapa tahun ditanami bambu dan dalam beberapa kasus muncul mata air baru. Tidak mengherankan mengingat bambu adalah tanaman C3 dan efektif dalam konservasi air. Pepohonan rata-rata menyerap 35-40% air hujan; sedangkan bambu bisa menyerap sampai 90%.  Dengan demikian fungsi bambu sangatlah banyak, diantaranya adalah.
1. Meningkatkan volume air bawah tanah
2. Konservasi lahan
3. Perbaikan lingkungan dan
4. Sifat-sifat bambu sebagai bahan bangunan tahan gempa, khususnya wilayah rawan gempa.

III. BUDIDAYA BAMBU
A. Kesesuaian Jenis Bambu Dengan Kondisi Lahan
Lahan yang akan ditanami bambu dapat di lahan kering yang tidak pernah
tergenang air atau lahan basah yaitu tanah-tanah yang sering atau sesekali tergenang air. Jenis-jenis yang harus di lahan kering adalah dari kelompok Dendrocalamus dan Gigantochloa seprti bambu petung (D. asper), bambu apus (G. apus), bambu legi (G.atter), dan bambu surat (G. pseudoarundinacae). Sedangkan jenis-jenis bambu yang dapat ditanam di lahan basah adalah kelompok Bambusa seperti bambu ampel gading (B. vulgaris v. striata), bambu ampel hijau (B. vulgaris v. vitata) dan bambu ori (B. blumeana). Kelompok Bambusa selain dapat di tanam di lahan basah juga dapat ditanam di lahan                               kering ( Sutiyono. 2005)
B. Kesesuaian Jenis Bambu Dengan Iklim
Mempertimbangkan iklim dalam memilih jenis bambu yang akan diusahakan sangat penting. Berdasarkan klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson dikenal iklim dengan tipe-tipe hujan A, B, C, D, E, dan F. Makin basah iklim (A) makain banyak jenis bambu yang dapat dipilih dan sebaliknya makin kering (F) makin berkurang jenis bambu yang dapat dipilih. Iklim yang cocok untuk mengusahakan bambu adalah tipe iklim hujan A dan B dimana semua jenis bambu dapat tumbuh. Sedangkan pada tipe iklim C dan D atau lahan marjinal yang sering kenjiran/tergenang air sebaiknya ditanam jenis-jenis bambu ampel kuning (B. vulgaris v. striata), bambu ampel hijau (B. vulgaris v. vitata) dan bambu ori (B. blumeana),
IV.   PEMANENAN
Tanaman bambu di Indonesia merupakan tanaman bambu simpodial, yaitu batang-batangnya cenderung mengumpul didalam rumpun karena percabangan rhizomnya di dalam tanah cenderung mengumpul (Sindusuwarno, 1963). Batang bambu yang lebih tua berada di tengah rumpun, sehingga kurang menguntungkan dalam proses penebangannya.
Metode pemanenan tanaman bambu adalah dengan metode tebang habis dan tebang pilih. Pada metode tebang habis, semua batang bambu ditebang baik yang tua maupun yang muda, sehingga kualitas batang bambu yang diperoleh bercampur antara bambu yang tua dan yang muda. Selain itu metode ini juga menimbulkan pengaruh terhadap sistem perebungan bambu, sehingga kelangsungan tanaman bambu terganggu, karena sistem perebungan bambu dipengaruhi juga oleh batang bambu yang ditinggalkan. Pada beberapa jenis tanaman bambu metode tebang habis menyebabkan rumpun menjadi kering dan mati, tetapi pada jenis yang lain masih mampu menumbuhkan rebungnya tetapi dengan diameter  rebung tidak  besar   dan jumlahnya tidak                           banyak (Sindusuwarno, 1963).
Metode tebang pilih pada tanaman bambu adalah menebang batang-batang bambu berdasarkan umur tumbuhnya. Metode ini dikembangkan dengan dasar pemikiran adanya hubungan batang bambu yang ditinggalkan dengan kelangsungan sistem perebungan bambu.
Penelitian tentang hubungan sistem penebangan dengan perebungan telah dilakukan oleh Sudiono dan Soemarna (1964). Penelitian dilakukan pada hutan bambu tanaman dengan mengklasifikasikan batang-batang bambu ke dalam generasi-generasi yaitu : generasi I (berumur 3 - 4 tahun), generasi II (berumur 2 - 3 tahun), generasi III (berumur 1 - 2 tahun) dan generasi IV (berumur 0 - 1 tahun). Pengklasifikasian ini tidak menyertakan batang dalam suatu rumpun yang lebih dari 4 tahun, karena umumnya batang bambu pada umur tersebut sudah ditebang karena sudah masak tebang. Informasi yang diberikan adalah bahwa sistem tebang pilih yang disarankan untuk dilakukan adalah yang pertama menebang semua batang generasi I, kedua menebang batang generasi I + II + III dan yang ketiga menebang semua batang generasi I + II.
Selain itu perlu diperhatikan bahwa metode penebangan bukan merupakan satu-satunya faktor yang menentukan perebungan suatu tanaman bambu, melainkan dipengaruhi juga oleh banyaknya batang yang ditinggalkan pada tiap rumpun. Batang yang sebaiknya ditinggalkan dalam suatu pemanenan adalah generasi II, III dan IV dari suatu rumpun yang dipanen, dengan perbandingan generasi IV lebih banyak yang ditinggalkan daripada generasi lainnya.


PENUTUP
Bambu merupakan kelompok hasil hutan bukan kayu (HHBK) yang potensial dapat mensubstitusi penggunaan kayu. Keberhasilan bambu mensubstitusi kayu untuk bahan baku industri berbasis bahan baku kayu dapat dilihat dari beberapa produk yang beredar di pasaran seperti sumpit (chopstick), tusuk gigi (toothstick), particleboard, playbamboo dan gagang korek api.
Penelitian pengolahan bahan bambu yang telah dilaksanakan umumya mempunyai tujuan meningkatkan kualitas bahan bambu menjadi lebih baik. Bahan bambu diharapkan mempunyai umur pakai yang lebih lama, kualitas pengerjaannya yang lebih bagus dalam penggunaannya sebagai bahan konstruksi mampu memenuhi standar kekuatan yang diperbolehkan sebagai bahan kerajinan, diharapkan bahan bambu menjadi barang kerajinan yang mampu memenuhi selera konsumen diantaranya awet dan tidak mengkerut. Selain itu, dengan adanya proses pengawetan dan pengeringan yang optimal diharapkan mebel dengan bahan bambu juga mampu memenuhi keinginan konsumen, terutama dalam hal umur pakai dan kekuatannya.








                                                                                       


DAFTAR PUSTAKA
Alrasjid, H. 1983. Pengaruh pemupukan nitrogen, phosphor, kalium terhadap pertumbuhan dan kualitas pulp bambu duri (Bambusa bambus) di kleompok hutan Turaya (Borissallo), Sulawesi Selatan. Kerjasama Balai Penelitian Hutan Bogor – PT Pupuk Sriwidjaja.

Sutiyono. 2005. Menanam bambu untuk bahan bangunan. Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Perbambuan di Indonesia. Pusat Studi Ilmu teknik, UGM, Yogyakarta. hal. II.53-II.62.

-----------. 2010. Aspek-aspek silvikultur dan budidaya bambu peting (Gigantochloa levis Blanco.). Pros.Semnas. Kontribusi Litbang dalam Peningkatan Produktivitas dan Kelsetarian Hutan. Pusat Litbang Peningkatan Produktivitas Hutan. Hal 255-260.

-----------. 2010. Karakteristik batang enam jenis bambu industri. Pros.Semnas. Kontribusi Litbang dalam Peningkatan Produktivitas dan Kelsetarian Hutan. Pusat Litbang Peningkatan Produktivitas Hutan. Hal 249-254.
Sutiyono dan Marfu’ah Wardani. 2008. Budidaya bambu surat (Gigantochloa pseudoarundinacae (Steudel Widjaja). Proseding Gelar Teknologi Pemanfaatan Iptek Untuk Kesejahteraan Masyarakat. Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Alam Bogor. hal. 167-178. Proseding Gelar Teknologi Pemanfaatan Iptek Untuk Kesejahteraan Masyarakat. Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Alam Bogor. hal. 189-204.



1 comment:

silahkan berkomentar disini dan terimakasih sudah membaca ^-^